HARAP TENANG



Hari Senin tanggal 14 Oktober 2013 adalah hari libur "Cuti Bersama". Ada banyak keluarga yang mengisi hari libur ini dengan berlibur bersama keluarga ke berbagai objek wisata di luar kota, seperti yang dilakukan oleh banyak teman-teman kerja saya. Beberapa teman mengisi hari libur ini dengan "jalan-jalan di dalam kota" saja. Ya, mengisi hari libur bersama keluarga memang bisa dilakukan dengan berbagai macam cara.

Saya sendiri tidak termasuk keduanya. Artinya begini, saya dan keluarga "jalan-jalan" ke luar kota, tapi tidak jauh-jauh banget. Disebut ke luar kota, terlalu berlebihan. Disebut di dalam kota, nyatanya sudah tidak di Semarang lagi.

Tetapi bukan itu yang akan saya "sharing"-kan.


Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Tempat yang saya kunjungi adalah tempat ziarah, tempat doa, semacam tempat bermeditasi. Suasananya tenang sekali. Dan pengunjung memang harus tenang. Di pohon-pohon yang tumbuh rindang di tempat itu, ada banyak tulisan yang sifatnya mengingatkan : "HARAP TENANG".

Apa kaitannya dengan tema "menemani anak" yang menjadi slogan blog inspirasi pendidikan kreatif ini ?


Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Sekitar 20 tahun yang lalu, saat saya masih menjadi mahasiswa S-1 di Universitas Diponegoro, saya membaca buku yang dibeli oleh pacar saya (teman satu kuliah, yang sekarang menjadi istri saya). Judul bukunya "Berpikir Positif", tulisan Norman Vincent Peale.

Di dalam buku ini dituliskan bahwa "saat tenang, hening, saat rileks, saat santai, adalah saat orang menjadi kreatif". Kalimat aslinya tentu saja panjang dan lebar, tetapi isi ringkasnya (menurut saya) adalah itu. Sebab justru di saat "tidak melakukan kesibukan kerja apapun" inilah, orang jadi "merenung" dan "introspeksi diri" serta "mendapat inspirasi". Bukan pada saat bekerja keras dan menjadi lelah secara fisik maupun mental.
Apakah saya mengalaminya ?


Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,

Ya. Di saat "meluangkan" waktu untuk tenang, untuk hening, untuk santai, untuk rileks, di saat itulah "ide-ide kreatif" untuk membuat tulisan dan materi-materi pelatihan "bermunculan". Jawaban-jawaban yang selama ini dicari tiba-tiba "seperti" muncul sendiri (dalam kuliah Filsafat Ilmu, yaitu tentang "sumber-sumber pengetahuan", hal seperti ini disebut dengan "intuisi").

Lalu, untuk apa pengalaman ini saya ceritakan ?

Yaitu untuk mengajak diri kita masing-masing "meluangkan waktu" bersama anak dan sekaligus "mengajak anak" untuk menciptakan dan memasuki "saat-saat tenang", "saat-saat teduh", "saat-saat hening", untuk mendapatkan ide-ide kreatif. Anak mendapatkan ide kreatif. Kita sebagai orang tua juga mendapatkan ide kreatif. Yang nantinya, tentu saja, harus ditindaklanjuti dengan "kerja yang nyata" (jadi, tidak cukup hanya tenang / hening terus-menerus saja).


Dengan demikian, di saat liburan, ada baiknya dipikirkan bahwa anak di ajak berwisata "bukan selalu ke tempat yang ramai", tetapi juga berwisata ke "tempat wisata rohani" yang tenang.


Selamat menemani anak.
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".

-----o0o-----

Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi, anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »