MENEMANI ANAK - PLANNING DAN PERSIAPAN SETIAP PAGI



Dalam salah satu training untuk sebuah group perusahaan, saya berkolaborasi dengan Psikolog Probowati Tjondronegoro. Sebenarnya, materi training adalah tentang meningkatkan rasa percaya diri yang merupakan salah satu dasar untuk "public speaking" (ber-wicara di depan umum).

Tetapi karena tahu bahwa yang menjadi trainer adalah seorang Psikolog (yaitu Psikolog Probowatie dari Rumah Sakit Elisabeth Semarang), maka peserta juga memanfaatkan ini untuk konsultasi.

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
Salah satu hal yang disampaikan oleh Psikolog Probowatie dalam konsultasi singkat di sela-sela waktu rehat training itu adalah : perlunya orang tua melakukan "planning" di rumah untu mempersiapkan apa saja yang akan dilakukan sebelum berangkat kerja keesokan harinya. Dengan demikian, dapat dicegah (atau diminimalisir) kekacauan dan kemarahan yang muncul setiap pagi di rumah sebelum berangkat kerja. Bagi para Ibu atau Bapak yang akan berangkat ke kantor (dan masih harus menyiapkan sarapan pagi untuk anak, mengantar anak berangkat sekolah, dan sejenisnya), "planning" / persiapan seperti ini (kalau perlu, mulai dilalukan pada sore / malam hari sebelumnya) akan membuat suasana hati "tidak kacau" karena serba terburu-buru tanpa aturan. "Suasana hati yang enak" ini akan berdampak pada kinerja Ibu atau Bapak pada saat bekerja di kantor. Maksudnya begini : meskipun banyak orang (dan juga buku) yang memberikan nasihat supaya "masalah di rumah jangan dibawa ke kantor (dan sebaliknya)", namun secara "ilmu kejiawaan dan perilaku manusia" hal itu tidak mudah / tidak 100% dapat dilakukan. Sebagai manusia, pasti "akan terbawa" juga. Kalau suasana hati di rumah pagi hari sebelum "ngantor" tidak kacau (karena semua sudah di-"planning" dan dipersiapkan) maka Ibu atau Bapak pada saat mulai aktivitas di kantor / tempat bekerja juga lebih baik / lebih enak.

Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
Satu hal mengapa "pesan" dari training tersebut saya tuliskan di sini adalah : ANAK CENDERUNG MENIRU APA YANG DILAKUKAN ORANG TUANYA. Artinya begini : kalau orang tua terbiasa melakukan "planning" dan persiapan setiap sore / malam tentang apa saja yang akan dikerjakan untuk keesokan harinya (termasuk harus bangun pagi jam berapa), maka hal ini pun akan menjadi PROSES BELAJAR SOSIAL bagi anak, bahkan sejak anak masih usia SD atau bahkan masih TK. Ini nantinya akan menjadi KEBIASAAN POSITIF bagi anak, dalam arti anak akan selalu (seperti otomatis begitu) melakukan persiapan-persiapan yang baik SECARA DETAIL agar segala sesuatunya TIDAK KACAU / TIDAK SERABUTAN.  Bagi saya sendiri, ini adalah dasar dari KEDISIPLINAN.  Orang tidak bisa / sulit untuk disiplin kalau tidak ada "planning" dan perencanaan. Padahal kita semua tahu kata-kata bijak ini : bahwa DISIPLIN ITU SANGAT PENTING dalam pengembangan diri (tentu saja, termasuk untuk anak kita).

Selamat menemani anak.

"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa"

-----o0-----

Tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »