Di hari Minggu atau di hari Libur, anak dapat diajak untuk membuat praktikum sederhana secara “out bond” alias berkegiatan di alam terbuka.
Tampak pada gambar di atas, Susana Adi Astuti (alumnus Perikanan Universitas Diponegoro tahun 1995) menemani Bernardine Agatha Adi Konstantia (sedang memotret sambil menderngarkan penjelasan) siswi kelas VIII SMP Pangudi Luhur Domenico Savio Semarang.
Kegiatan praktikum sederhana ini dapat dilakukan secara sederhana saja. Anak diajak oleh orang tuanya untuk berhenti dan mengamati apa yang ada di alam sekitar, kalau misalnya praktikum sederhana ini tentang ekologi.
Bagi Susana, kegiatan ini juga merupakan nostalgia tentang kegiatan praktikum Ekologi Laut, Biologi Laut, Mangrove / Bakau, dan Ekologi Ikan yang dulu dijalaninya ketika masih kuliah di Perikanan Universitas Diponegoro 1989-1995. Jadi, sambil bernostalgia pun, orang tua juga dapat menambah wawasan / pengetahuan / pengalaman anak.
Mengamati muara sungai.
Foto di atas dibuat oleh Bernardine Agatha Adi Konstantia sambil mendengarkan uraian dari Susana Adi Astuti (ibunya) dan Constantinus Johanna Joseph (ayahnya).
Praktikum sederhana dengan metode “out bond” alias kegiatan di alam terbuka dengan tema “Ekologi Pantai dan Muara” dalam contoh tulisan ini dapat dilakukan dengan mudah karena ibu dan ayah dari Bernardine Agatha Adi Konstantia adalah lulusan dari Perikanan Universitas Diponegoro Semarang.
Setiap orang tua pada dasarnya dapat menggunakan ilmu ataupun pengalamannya sebagai tema praktikum sederhana dengan metode “out bond” alias kegiatan di alam terbuka bagi anaknya.
Bakau / Mangrove.
Foto oleh Bernardine Agatha Adi Konstantia.
Sambil mendengarkan uraian dari ibu dan ayahnya tentang definisi bakau / mangrove, kegunaan dari bakau / mangrove, dan sebagainya, Bernardine Agatha Adi Konstantia memotret tanaman bakau / mangrove.
Memotret Muara.
Bernardine Agatha Adi Konstantia sedang memotret muara dari atas jembatan.
Memang, untuk melakukan kegiatan praktikum “out bond” seperti ini, ayah dan ibu harus siap mendampingi anak untuk berada di tempat-tempat yang dalam keseharian tidak pernah / jarang dikunjungi manusia dengan berjalan kaki.
Tampak dalam foto di atas, Bernardine Agatha sedang memotret dari atas jembatan yang memang relatif masih aman untuk didatangi manusia, meskipun pada kenyataannya memang jarang sekali manusia berkunjung ke tempat ini (sepi).
Perlu untuk diperhatikan adalah factor keamanan diri pada saat melakukan kegiatan praktikum “out bond” seperti ini. Dalam contoh di atas, yang perlu diperhatikan adalah bahwa jembatan yang dikunjungi relatif aman / tidak rusak sehingga tidak membahayakan keselamatan diri. Selain itu juga karena mengingat tempatnya relatif sepi, maka perlu anitisipasi terhadap pelaku kejahatan. Maka, pakaian yang dikenakan juga harus sederhana / jangan menyolok / jangan memakai banyak perhiasan. Selain itu, untuk berjaga-jaga, ada baiknya jangan berdua saja dengan anak, tetapi setidaknya bertiga atau berombongan ketika mengunjungi tempat praktikum “out bond” yang relatif sepi. Juga, mempersenjatai diri dengan peralatan yang tidak melanggar hukum adalah perlu. Misalnya, jangan membawa pisau / belati (apalagi kalau tidak bisa menggunakannya untuk membela diri); membawa kunci-tambahan stir mobil (terbuat dari besi) atau stang dongkrak mobil (juga terbuat dari besi) adalah lebih masuk akal (asalkan tidak terlalu menyolok, misalnya dengan dimasukkan ke dalam jaket).
Selamat menemani anak.
“Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa”.
-----o0o-----
Tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph.
Foto-foto oleh Bernardine Agatha Adi Konstantia dan Constantinus Johanna Joseph.
Constantinus adalah Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922, Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Sarjana di bidang Ilmu Sosial.
Rumah : Jalan Anjasmoro V nomor 24 Semarang.
Telepon : 081 229 255 689.
E-mail : constantinus99@gmail.com