Sore itu kami (anak saya, saya, istri saya) lewat bangunan Joglo yang
merupakan Balai Pertemuan RT (Rukun Tetangga) di kampung kami. Sore itu memang tidak ada pertemuan warga. Yang ada justru anak-anak SD kelas 3 atau 4 yang bersama-sama mengerjakan PR (pekerjaan rumah). Bagus juga. Sebab saat itu adalah hari Minggu sore, hari libur, tetapi mereka ini memanfaatkannya untuk belajar / mengerjakan PR bersama. Bagus sekali.
********************
"Aku kadang-kadang malah lebih cepat belajar sendiri daripada belajar kelompok," celetuk anak saya. "Kalau teman belajar kelompok banyak bercanda, belajar kelompok malah jadi lama".
Maksud anak saya : jadi lama dan buang-buang waktu.
********************
Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
Kesempatan berdiskusi dengan anak seperti ini kemudian saya kembangkan dengan melihat kenyataan yang lebih luas.
"Memang, kalau ada banyak orang bertemu / bekerja sama, sebenarnya belum tentu hasilnya lebih baik daripada kalau dikerjakan sendiri tetapi oleh orang yang ahli dan fokus di bidangnya. Tetapi tentu saja, kalau kerja sama itu dilakukan oleh orang-orang yang ahli dan fokus di bidangnya, hasilnya akan lebih baik," kata saya. "Yang jadi masalah, kalau kerja sama itu dilakukan oleh banyak orang tetapi memang semuanya tidak ahli dan tidak fokus, misalnya tidak fokus belajar, maka yang terjadi justru hanya sekedar ngobrol-ngobrol saja, bukan kelompok belajar".
********************
Diskusi dengan anak memang lebih baik tentang dunia nyata yang dialami oleh anak. Dalam tulisan kali ini adalah tentang belajar / belajar kelompok. Anak diajak MENGENALI KENYATAAN bahwa belajar kelompok atau KERJA SAMA itu yang penting BUKAN ASAL KUMPUL, tetapi masing-masing orang harus FOKUS punya niat yang sama untuk belajar (bukan untuk ngobrol atau bercanda) dan punya KEAHLIAN / PERSIAPAN yang cukup untuk belajar kelompok (kalau peserta belajar kelompok sama-sama tidak punya persiapan misalnya membawa buku yang diperlukan, ya percuma belajar kelompok).
Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
Dari pengalaman ataupun pengamatan plus diskusi semacam itu, anak akan TERBIASA melakukan ANALISIS tentang perlunya KEAHLIAN / PERSIAPAN dan FOKUS pada tujuan dari masing-masing orang ketika bekerja dalam satu tim. Dan, KETRAMPILAN BERPIKIR seperti ini akan bermanfaat ketika anak sudah dewasa / bekerja kelak.
Dalam bekerja sebagai praktisi psikologi industri, saya berkali-kali menjumpai tim kerja yang gagal menjalankan tugasnya karena anggota-anggotanya TIDAK FOKUS dan TIDAK AHLI / TIDAK ADA PERSIAPAN; sedangkan ketika tugas itu dijalankan oleh seseorang atau tim yang lebih kecil ternyata hasilnya lebih bagus karena mereka ini lebih FOKUS dan lebih AHLI / PUNYA PERSIAPAN.
********************
Selamat menemani anak.
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa"
-----o0o-----