Menemani Anak - SHOOTING FILM TUGAS SEKOLAH



Hari Minggu tanggal 26 Mei 2013, anak saya minta diantar ke kompleks sekolahnya : membawa sekian banyak alat untuk shooting film. Bersama dengan teman-teman kelompoknya, anak saya harus menyelesaikan shooting film berbahasa Inggris itu segera, karena harus dikumpulkan pada hari Rabu tanggal 29 Mei 2013. Jadi, waktu persiapannya memang singkat saja. (Foto di atas : Agatha berkaos putih garis-garis merah, sedang berdiskusi di tenah-tengah kegiatan shooting bersama teman-teman kelompoknya).







 Karena padatnya kegiatan belajar di sekolah maupun pekerjaan rumah dari sekolah, maka Agatha (anak saya) yang mendapat bagian menulis teks / naskah skenario film baru sempat menulis skenario itu di hari Minggu pagi 26 Mei 2013. Kepada anak saya katakan untuk TETAP TENANG tetapi juga TETAP FOKUS mengerjakan skenario itu, JUSTRU KARENA WAKTUNYA SUDAH SANGAT MENDESAK.

Jadi, di hari Minggu 26 Mei 2013 pagi itu (sebelum kegiatan shooting film di kompleks sekolah sekitar pk. 10.00 WIB), anak, saya, dan istri jalan-jalan di kawasan Tugu Muda Semarang (sebagaimana terlihat pada foto-foto di atas). Setelah jalan-jalan santai di seputar Tugu Muda, Agatha duduk di tepi kolam yang ada air mancurnya (suasana terasa segar sekali) sambil mengetik naskah skenario di smartphone yang saya bawa. SUASANA YANG SEGAR di tempat ini membuat pikiran menjadi lancar untuk mengetik skenario. (Nantinya, sesampai di rumah), hasil ketikan skenario ini tinggal di-print, kemudian dibagikan dan dipelajari bersama teman-teman kelompok Agatha sebelum shooting).

Dalam keadaan terburu-buru / waktu yang mendesak, anak perlu didampingi untuk TETAP TENANG dan sekaligus TETAP FOKUS, serta dalam SUASANA YANG MENDUKUNG dapat SEGERA mengerjakan tugas-tugas yang harus diselesaikannya (dalam kasus ini : SKENARIO). Saya sendiri bersikap untuk tidak melakukan INTERVENSI apalagi MEMBUATKAN apa yang seharusnya dibuat oleh anak, karena intervensi seperti itu akan membuat anak tidak memiliki pengalaman BAGAIMANA MENYELESAIKAN TUGAS DALAM WAKTU YANG MENDESAK.

Ketika akhirnya naskah skenatio itu selesai, anak MERASA PUAS dan KEPERCAYAAN DIRINYA meningkat karena dia telah berhasil menyelesaikan tugas (yang tadinya dirasa sulit untuk diselesaikan dalam waktu singkat). Bahkan, anak juga memiliki PENGALAMAN BARU bahwa tugas-tugas seperti itu dapat diselesaikan secara KREATIF di tempat-tempat yang TIDAK UMUM (dalam hal ini : kolam yang ada air mancurnya di kawasan Tugu Muda). Jadi, anak juga punya pengalaman bahwa MENYELESAIKAN TUGAS itu juga dapat dilakukan tidak "di tempat yang itu-itu saja" (harus selalu di kamar belajar, misalnya).


Bahkan, pada saat saya menyaksikan DARI JARAK JAUH apa saja yang dilakukan oleh Agatha dan teman-temannya pada saat shooting, saya pun tetap MENAHAN DIRI untuk tidak memberikan masukan-masukan (apalagi kalau tidak diminta), karena anak PERLU MENDAPATKAN PENGALAMAN SENDIRI BAGAIMANA MENYELESAIKAN MASALAHNYA (termasuk : dalam hal bekerja bersama kelompoknya). Sebagai orang tua (yang pasti sudah lebih berpengalaman dibandingkan anak-anak kita), mungkin saja apa yang sedang dilakukan oleh anak itu TERLIHAT KURANG EFISIEN, misalnya dalam hal mengatur "blocking", "dialog", dan sebagainya (kebetulan, saya dulu adalah pemain teater di SMA Kolese Loyola Semarang). Tetapi saya memang harus tetap teguh untuk TIDAK MENGINTERVENSI anak dan teman-temannya, sehingga mereka bisa BERKARYA DAN BERKREASI DENGAN SEGALA KETERBATASANNYA, karena itu merupakan PROSES BELAJAR DARI PENGALAMAN YANG ADA.

Bagaimanapun, akhirnya tugas shooting film ini selesai juga. Tentu saja, ketika anak kemudian bertanya ini dan itu, saya akan memberikan jawaban. Tetapi memang ini sifatnya bukan MENGINTERVENSI pada saat anak dan tema

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »