Baru-baru ini saya diminta oleh seorang kenalan (dia ini seorang pengusaha / pemilik perusahaan) untuk menjadi Tim Penilai sekaligus memberikan saran-saran bagi anaknya dalam melakukan Latihan / Persiapan Presentasi Jabatan. Ceritanya, anak dari kenalan saya ini sedang melamar sebagai karyawan di sebuah perusahaan besar di Indonesia (milik orang lain, bukan milik orang tuanya), dan dalam proses Seleksi Penerimaan Karyawan Baru diharuskan untuk mem-presentasi-kan penelitian yang sudah dilakukan (yang merupakan tugas akhir ketika kuliah di luar negeri dulu).
Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
Sebagai seorang Praktisi Human Resources yang dalam keseharian berkutat dalam manajemen perusahaan (utamanya COMPETITIVE ADVANTAGE / keunggulan bersaing dan KADERISASI dari generasi ke generasi terkait TEAM BUILDING di berbagai perusahaan), dan di lain pihak juga menjadi pemerhati dunia PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK, saya memang selalu mengajak semua orang untuk merenungi dan menyadari bahwa sudah sewajarnya SEJAK DINI kita MENEMANI ANAK kita sesuai perkembangan usianya untuk MENGAITKAN apa saja yang kita CERITAKAN / KENALKAN kepada anak dengan KEGUNAANNYA pada saat dia dewasa kelak (= memasuki dunia kerja). Singkat kata, MEMBEKALI ANAK secara terarah sehingga BEKAL yang dibawanya kelak ketika memasuki dunia kerja sudah MENCUKUPI.
Saya memang secara jelas dan tegas mengatakan bahwa SEKOLAH ITU HARUS. Tetapi saya juga mengatakan secara jelas dan tegas bahwa SEKOLAH SAJA (termasuk di dalamnya : KULIAH) BELUM CUKUP.
Anak SELAIN DISEKOLAHKAN juga perlu DITEMANI supaya LOGIKA BERPIKIRNYA dalam kehidupan dan bertanya jawab dalam KEHIDUPAN SEHARI-HARI berkembang dengan baik.
Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
DUKUNGLAH ANAK UNTUK MEMILIKI KEGIATAN YANG SIFATNYA KERJA TIM. Entah di kegiatan sekolahnya, entah di lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. PENGALAMAN BERORGANISASI itu penting. Entah itu menjadi Pengurus OSIS, menjadi Pengurus Majalah Sekolah, menjadi Pengurus Karang Taruna, menjadi Pengurus Group Band, menjadi Pengurus Kelompok Paduan Suara, aktif di Regu Pramuka, dan sebagainya.
Dengan menjadi PENGURUS atau AKTIVIS kegiatan-kegiatan seperti itu, anak memiliki PENGALAMAN secara praktis dalam BERHUBUNGAN / BEKERJA SAMA dengan orang lain, anak memiliki KEMAMPUAN BERPIKIR dan BERBICARA yang TERASAH dengan baik untuk MENYAMPAIKAN dan MEWUJUDKAN IDE-IDENYA kepada orang lain, dan anak memiliki RASA PERCAYA DIRI yang baik ketika harus bertemu dengan orang-orang baru atau harus bekerja sama dalam sebuah tim. Istilah yang digunakan oleh "ilmu tentang jiwa dan perilaku manusia" (Psikologi) : anak memiliki KETRAMPILAN SOSIAL yang baik.
Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
Kembali pada cerita yang mengawali tulisan kali ini. Kenalan saya (orang tua dari yang akan melakukan presentasi dalam rangka seleksi penerimaan karyawan baru di sebuah perusahaan besar di Jakarta) berkata kepada saya, "Masalahnya adalah....anak saya TIDAK PERNAH BERORGANISAI...sehingga kalau memberikan jawaban dalam latihan tanya jawab ini dia KELIHATAN BELUM MATANG...."
Sebagai seorang Praktisi Human Resources, saya mengatakan kepadanya bahwa YANG PENTING adalah sekarang anaknya HARUS BANYAK BERLATIH sebelum melakukan presentasi di depan Tim Penilai perusahaan besar di Jakarta itu.
TERLAMBATKAH ?
Saya mengatakan bahwa adalah LEBIH BAIK kalau PROSES BELAJAR KETRAMPILAN SOSIAL itu dilakukan sejak masih SMP atau bahkan ketika anak masih SD dengan AKTIF BERORGANISASI / BEKERJA DENGAN TIM bersama teman-temananya. Dengan demikian prosesnya lebih ALAMIAH dan anak lebih MATANG / TERASAH KETRAMPILAN SOSIALNYA secara bertahap dan terus-menerus.
Selamat menemani anak.
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa"
-----o0o-----
Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Ilmu Sosial.