Perlu untuk mendukung anak menuangkan IDE-IDE KREATIFNYA PADA SAAT IDE ITU MUNCUL, sehingga langsung menghasilkan tulisan. Pada foto di atas terlihat anak sedang menuliskan ide yang muncul saat itu sambil duduk di dalam mobil yang diparkir di halaman parkir Pasaraya Sri Ratu Jalan Pemuda Semarang. IDE JADINYA DAPAT DITANGKAP SAAT ITU JUGA.
KREATIVITAS ADALAH MODAL DASAR YANG TIDAK BISA DITAWAR. Begitu kata Arswendo Atmowiloto, penulis terkenal itu, yang sudah saya kenal tulisannya dan saya idolakan sejak saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama di tahun 1983-1986.
Proses kreatif itu tidak bisa muncul ketika sedang TEGANG / FORMAL. Saya biasa mengajak anak (dan istri) untuk jalan-jalan dengan sesantai mungkin. Bahkan, dengan hanya sekedar memakai kaos, celana pendek, dan sandal jepit. Dalam KE-SANTAI-AN ini, IDE-IDE KREATIF MUNCUL : anak bisa banyak menghasilkan tulisan, demikian juga saya. Kami menulis IDE-IDE YANG LEWAT itu sambil duduk nongkrong di kafe, atau di tangga mall yang kami kunjungi.
Saya bersyukur bahwa sekalipun saya tidak hidup 100% dari hasil tulisan saya, tetapi MINAT DAN BAKAT MENULIS ini telah banyak mendukung karir saya sebagai konsultan di bidang psikologi-hukum-manajemen-"engineering" sumber daya manusia, setidaknya dalam 11 tahun terakhir (sejak tahun 2002).
Selain itu, saya juga dapat BONUS : punya teman banyak dari blog yang saya tulis ini maupun dari para orang tua serta orang muda yang berdiskusi dengan saya tentang KREATIVITAS.
Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Yth.,
Pertanyaan yang cukup sering dilontarkan kepada saya adalah : BAGAIMANA MENUMBUHKAN KREATIVITAS ITU ?
Wah, mendapat pertanyaan seperti ini, saya jawab secara lugas : HARUS ADA PENG-KONDISI-AN YANG MENDUKUNG.
Contohnya ?
Pertama, tentu saja orang tua MEMBERIKAN CONTOH kepada anaknya tentang bagaimana menghasilkan suatu KARYA. Atau, setidaknya anak DIKENALKAN secara langsung (dengan orangnya) maupun secara tidak langsung lewat karya-karya kreatif (membaca buku, menonton pentas / pertunjukan, dan sebagainya).
Berjalan-jalan di alam terbuka seringkali memunculkan IDE KREATIF untuk MENULIS dalam diri anak. Supaya ide itu tidak LENYAP, maka harus SEGERA DITANGKAP, yaitu dengan cara MENULISKANNYA saat itu juga, bahkan ketika sedang di RUANG / ALAM TERBUKA. Oleh karena itu, anak perlu didukung (bukannya dilarang !) untuk membawa alat-alat tulisnya (notebook, buku, bolpoin) ketika sedang berjalan-jalan.
Kedua, MENDUKUNG anak untuk melakukan HAL-HAL KREATIF meskipun agak tidak lazim (karena KREATIF itu memang sama dengan TIDAK LAZIM) sepanjang tidak mengganggu ketertiban umum / melanggar hukum / melanggar norma susila / agama. Jadi, kalau anak mau jalan-jalan ke mall sambil membawa notebook atau buku plus alat tulis untuk menulis cerita pendek atau puisi misalnya, maka orang tua jangan melarang tetapi justru harus mendukung keinginan anak untuk MENULIS DI TEMPAT YANG TIDAK LAZIM sambil sekaligus MENCARI INSPIRASI. Anak didukung untuk menulis puisi tentang awan dan langit di dalam mobil (yang diparkir di tempat parkir) sambil memandangi awan dan langit, dan semacamnya. Dengan begitu KREATIVITAS AKAN MENGALIR secara alamiah.
Mendukung anak untuk membawa alat tulisnya (notebook) ke mana saja, termasuk ketika jalan-jalan ke mall. Sehingga pada saat anak tiba-tiba saja mendapat ide untuk menulis, maka ide itu DAPAT SEGERA dituangkan dalam bentuk tulisan dengan menggunakan notebook yang dibawanya (sambil duduk di dalam mall). KREATIF ITU TIDAK DAPAT DITUNDA-TUNDA !
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa"
-----o0o-----
Foto dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph (Mas Tinus "Jurai"). Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Ilmu Sosial.