"Apakah latihan karate untuk anak-anak usia Taman Kanak-Kanak dan latihan karate untuk ibu / ayah usia 40 tahun ke atas (yang di masa mudanya tidak pernah latihan karate) sama dengan latihan karate untuk peserta usia SD / SMP / SMA / Perguruan Tinggi ?"
Setiap kali ada yang mengajukan pertanyaan tersebut kepada saya, saya jawab dengan kata, "Tidak !"
Mengapa demikian ?
Pada setiap tahap perkembangan manusia, selalu ada kondisi psikologi dan fisik yang khas. Contohnya, kondisi psikologi dan fisik anak usia TK (Taman Kanak-Kanak) berbeda dengan remaja usia SMA. Hal ini menyebabkan latihan karate untuk masing-masing usia tersebut juga berbeda, disesuaikan dengan kondisi fisik dan psikologi masing-masing, yang secara otomatis juga terkait dengan APA TUJUAN YANG HENDAK DICAPAI pada masing-masing tahap perkembangan tersebut.
Pada anak TK (usia 4-5 tahun) dan SD kelas 1-2 (usia 6-7 tahun), latihan karate lebih bersifat "permainan" yang menyiapkan gerakan tubuh dan anggota tubuh, yang berguna sebagai DASAR dari latihan karate di usia selanjutnya. Selain itu, latihan karate pada tahap ini pun sudah menanamkan dasar-dasar SIKAP HORMAT kepada orang lain. Kepada mereka ditanamkan sikap CINTA DAMAI dan TIDAK MEM-BULLY orang lain (yang lebih lemah secara fisik dan mental dari mereka).
Pada anak SD kelas 3-6 (usia 8-11 tahun), SMP kelas 7-9 (usia 12-14 tahun), latihan karate sudah diberikan sesuai "standar yang sebenarnya" (bukan lagi menggunakan metode "permainan" seperti pada tahap sebelumnya). Ujian kenaikan KYU ("kenaikan sabuk") sudah bisa diterapkan di tahap perkembangan ini. Bahkan bisa jadi sudah ada yang bisa menjadi atlet karate (meskipun itu bukan satu-satunya tujuan, karena karate mendidik AKAL + MENTAL + TEKNIK + FISIK + FILOSOFI; khusus untuk FILOSOFI memang masih terbatas, disesuaikan dengan usia pada tahap ini). Bahkan, latihan karate juga merupakan sarana "anti bullying".
Tahap berikutnya adalah SMA kelas 10-12 (usia 15-17 tahun) dan perguruan tinggi (usia 18-22 tahun). Pada tahap ini diberikan latihan standar seperti tersebut di atas, ditambah dengan penekanan pada FILOSOFI : apa sebenarnya makna dan kegunaan karate bagi KEHIDUPAN & DUNIA KERJA. Dengan demikian, meskipun nantinya mereka ini sudah memasuki dunia kerja, mereka akan tetap melanjutkan latihan karate karena mereka sudah PAHAM KAITAN / MANFAAT KARATE BAGI KEHIDUPAN & DUNIA KERJA (apapun level jabatan / pekerjaannya : mulai dari STAF sampai SUPERVISOR, MANAJER, DIREKTUR, bahkan KOMISARIS). Bahkan, latihan karate juga berguna sebagai sarana "beladiri praktis".
Ketika orang sudah memasuki tahapan perkembangan selanjutnya, yaitu usia TENAGA KERJA PRODUKTIF (yaitu 23 tahun ke atas) dan terutama ketika usia sudah memasuki 40 tahun atau lebih, maka latihan karate tetap meliputi AKAL + MENTAL + TEKNIK + FISIK + FILOSOFI, dan dalam hal ini FILOSOFI mendapatkan porsi yang lebih besar. Secara fisik, orang yang berusia 40 tahun ke atas (dan sebelumnya belum pernah latihan karate) memiliki keterbatasan dalam hal fisik (dibandingkan anak SD kelas 3 sampai mahasiswa usia 22 tahun), tetapi bukan berarti mereka ini tidak bisa mulai latihan karate. Dengan mendalami FILOSOFI karate (otomatis tetap harus latihan AKAL + MENTAL + TEKNIK + FISIK seperti pada tahap perkembangan sebelumnya, namun dengan "porsi" yang berbeda), maka mereka ini akan tetap dapat memperoleh manfaat karate bagi KEHIDUPAN & DUNIA KERJA, bahkan dalam MEMPERSIAPKAN DIRI MEMASUKI USIA PENSIUN (usia 55-60 tahun), yaitu : KESEHATAN FISIK & PSIKIS. Karate sebagai sarana "beladiri praktis" juga merupakan daya tarik bagi orang di usia ini, karena di zaman sekarang ini, ada juga orang tua yang menjadi sasaran kejahatan.
Tentu saja, sudut pandang orang bisa berbeda-beda, dan tidak semua praktisi karate memiliki sudut pandang seperti ini (latihan disesuaikan dengan tahapan perkembangan manusia yang dikenal dalam ilmu PSIKOLOGI & latihan disesuaikan dengan TUJUAN HIDUP masing-masing tahap perkembangan : dari sekedar permainan (usia TK & SD kelas 1-2) sampai kegunaan di tempat kerja, bahkan untuk menjaga KESEHATAN FISIK & PSIKIS memasuki usia pensiun). Namun, hal seperti ini diperlukan, supaya orang MERASA PERLU latihan karate sampai usia lanjut, karena MEMANG ADA KEGUNAAN PRAKTISNYA (dan karate tidak lagi hanya dilihat sebagai kegiatan FISIK apalagi untuk BERKELAHI).
Selamat menemani anak.
Selamat menemani anak dengan berlatih karate bersama (meskipun anak-anak TK / SD kelaa 1-2 lebih banyak "permainannya" sedangkan orang tua lebih banyak belajar "filosofinya").
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa".
-----oOo-----
Tulisan dan foto oleh Constantinus J. Joseph, Susana Adi Astuti, dan Bernardine Agatha Adi Konstantia.
Constantinus adalah praktisi karate, praktisi Psi industri, anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), dan anggota Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO). Susana adalah praktisi karate dan karyawati perusahaan. Agatha adalah praktisi karate dan murid SMA.