Ibu dan Bapak Yth.,
Sekitar bulan Oktober atau Nopember 2013 , anak saya semata wayang mendaftar sebagai murid baru di SMA Kolese Loyola Semarang, tempat saya dan juga istri saya dulu bersekolah di tahun 1986-1989. Salah satu tahap seleksi yang banyak menggugurkan pendaftar adalah tahap wawancara. Puji syukur kepada Tuhan, anak saya bisa lulus dari tahap ini. Dan tentang wawancara inilah yang akan menjadi bahan tulisan edisi kali ini.
Ibu dan Bapak Yth.,
Seleksi wawancara dilakukan untuk melihat apakah seorang anak dinilai cocok atau tidak dilihat dari pemikiran, sikap, dan perilaku / perbuatannya. selain itu, juga bisa digunakan untuk melihat bagaimana daya tangkap, kemampuan analisis, dan kemampuan komunikasi anak. Tentu saja, dari proses selama kurqng lebih setengah jam yang dilakukan oleh dua orang guru SMA Kolese Loyola sebagai pewawancara ini, juga dinilai konsep diri dan tingkat percaya diri anak sebagai calon murid, dan apakah anak memberikan jawaban yang ada unsur kebohongan / ketidakkonsistenan jawaban atau tidak.
Jadi, jangan berbohong dalam seleksi wawancara. Ini merupakan hal penting yang harus kita beritahukan kepada anak. Menjawab dengan jujur adalah yang seharusnya dilakukan. Sebab, pewawancara yang terlatih / berpengalaman akan tahu ada tidaknya jawaban bohong. Saya sendiri sebagai seorang konsultan di bidang manajemen sumber daya manusia dengan latar belakang pendidikan Psikologi Industri yang sudah 12 tahun mewawancarai banyak orang / pelamar bisa dengan mudah menangkap adanya sinyal-sinyal kebohongan.
Sekali lagi, jangan memberikan jawaban bohong.
Ibu dan Bapak Yth.,
Hal lain yang perlu diberitahukan kepada anak adalah metode pewawancara dalam seleksi wawancara seperti ini. Saat ini, pewawancara menggunakan metode yang disebut STAR, singkatan dari Situation, Task, Action, Result.
Dengan metode ini, pewawancara akan menanyakan kepada anak / orang yang diwawancarai tentang salah satu pengalaman yang paling berkesan karena penuh dengan tantangan. Maka, anak akan memberikan jawaban atas pertanyaan ini.
Setelah anak selesai memberikan jawaban, maka pewawancara akan menanyakan tentang bagaimana SITUASI yang ada pada saat peristiwa itu terjadi. Anak kembali memberikan jawaban.
Lalu, pewawancara menanyakan tentang apa TASK atau posisi atau peranan anak pada saat itu. Kembali, anak akan memberikan jawaban atas pertanyaan ini.
Pewawancara kemudian menanyakan tentang apa ACTION yang dilakukan anak dalam SITUASI seperti itu, dengan TASK yang diembannya. Anak kembali menjawab tentang apa saja yang dilakukannya.
Dan kemudian pewawancara akan menanyakan tentang RESULT atau hasil yang dicapai dari itu semua.
Itulah tahap-tahap yang dilakukan dengan metode STAR.
Ibu dan Bapak Yth.,
Dalam memberikan jawaban selama seleksi wawancara, anak juga harus selalu menggunakan kata SAYA, bukan KAMI. Apabila anak menggunakan kata KAMI, maka pewawancara akan berkata bahwa yang ditanyakan adalah apa yang KAMU PRIBADI lakukan, bukan yang dilakukan oleh KAMU BERSAMA TEMAN-TEMANMU.
Ibu dan Bapak Yth.,
Metode STAR ini saya sharingkan dalam tulisan kali ini, karena kualitas jawaban yang diberikan oleh anak ketika menjalani seleksi wawancara adalah sangat erat kaitannya dengan PENDAMPINGAN yang dilakulan oleh kita sebagai orang tua dalam BERBAGAI AKTIVITAS / KEGIATAN anak jauh sebelum anak menjalani seleksi wawancara STAR ini.
Yang perlu kita perhatikan adalah bukan BESARNYA ORGANISASI atau JAUHNYA JARAK yang ditempuh dalam berorganisasi (harus sampai luar kota atau luar pulau atau luar negeri), tetapi APA DAN BAGAIMANA PERAN dari anak sebagai seorang pribadi : apakah menjadi seorang PEMIMPIN / PENGGERAK / KOORDINATOR, ataukah hanya sebatas menjadi PENGIKUT saja.
Ibu dan Bapak Yth.,
Semoga tulisan tentang STAR ini dapat bermanfaat bahi kita semua dalam MEMBIMBING DAN MENEMANI ANAK, sehingga anak sungguh-sungguh mempunyai PENGALAMAN yang BERKUALITAS ketika menghadapi SITUASI tertentu pada suatu TASK / posisi peranan tertentu, untuk melakukan ACTION tertentu dalam rangka mencapai RESULT yang terbaik. Ini akan menjadi MODAL untuk memberikan jawaban ketika suatu saat anak menjalani seleksi wawancara.
Selamat menemai anak.
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa"
-----o0o-----
Tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Praktisi Psikologi Industri dan Komunikasi. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Ilmu Sosial. Ilmuwan Psikologi - anggota Himpunan Psikologi Indonesia.
Dapat dihubungi di nomor HP 082 322 678 579, e-mail : constantinus99@gmail.com, FB : Si Jurai Constantinus. Alamat surat : Jalan Anjasmoro V nomor 24 Semarang 50149.