Selamat pagi, Ibu dan Bapak Yth.,
Setidaknya, itulah yang memang harus saya katakan sebagai salam pembuka, karena saya menulis blog edisi kali ini mulai pk 00.52 WIB.
Ada kerinduan untuk menulis di blog ini setiap kali saya mampir untuk melihat : sudah berapa kali blog ini dibaca oleh Ibu dan Bapak di mana saja berada.
Ibu dan Bapak Yth.,
Sebagaimana sudah saya ceritakan dalam beberapa edisi yang lalu, kesibukan saya menjalani kuliah di bidang profesi psikolog membuat saya agak kesulitan untuk menulis di blog ini setiap hari. Bagaimana pun, keinginan untuk menulis itu selalu muncul, karena membuat saya mempunyai banyak teman di mana-mana.
Ibu dan Bapak Yth.,
Beberapa hari yang lalu, saya diajak berdiskusi oleh seorang pemilik perusahaan. Nyonya Pengusaha ini cemas dengan apa yang terjadi pada perusahaannya. Beberapa orang karyawan yang diberi kepercayaan ternyata menyalahgunakan kepercayaan itu pada saat tidak diawasi. Nyonya Pengusaha itu bertanya, apakah tindakannya memberikan pelatihan merupakan langkah yang salah, karena pada saat tidak diawasi (dan hanya diberi pelatihan), ternyata ada karyawan yang memanfaatkan kesempatan tanpa pengawasan itu untuk bertindak semaunya ?
Ibu dan Bapak Yth.,
Menjawab pertanyaan Nyonya Pengusaha tersebut, saya kemudian bercerita tentang Douglas Mc Gregor yang mengatakan bahwa ada manusia yang punya kecenderungan melakukan yang jelek-jelek, dan ada juga yang cenderung melakukan yang baik-baik. Yang cenderung melakukan yang jelek-jelek disebut tipe X, sedangkan yang cenderung melakukan yang baik-baik disebut tipe Y. Adalah tidak bijaksana kalau semua orang kita sama ratakan sebagai tipe X dan selalu harus diawasi / dimarahi. Sebaliknya, adalah tidak bijaksana juga kalau semua orang kita sama ratakan dengan diperlakukan sebagai tipe Y (diberi pelatihan motivasi dan sejenisnya) tanpa ada pengawasan (tidak pernah dimarahi). Mengapa ? Karena dalam sekumpulan orang (karyawan), pasti ada yang tipe X dan ada yang tipe Y. Oleh karena itu kita harus selalu siap dengan penanganan untuk tipe X (mengawasi, memarahi) dan juga siap dengan penanganan untuk tipe Y (motivasi, dorongan, penghargaan). Lebih penting lagi, jangan sampai kita salah yaitu terbalik dalam memberikan perlakuam / penanganan : orang tipe X justru dimotivasi (tidak akan manjur, karena dia tetap akan berbuat semaunya) sedangkan orang tipe Y justru diawasi dan dimarahi (dia akan merasa tidak dipercaya dan justru menjadi kecewa).
Ibu dan Bapak Yth.,
Anak-anak kita pun tentunya ada yang bertipe X dan ada yang bertipe Y. Apakah kita sudah memberikan perlakuan yang cocok dengan tipe yang dimiliki anak-anak kita ? Bisa jadi, kakaknya tipe X sedangkan adiknya tipe Y; atau sebaliknya. Karena itu, tidak bisa disamaratakan begitu saja.
Selamat menemani anak.
"Menemani Anak = Mencerdaskan Bangsa"
-----o0o-----
Tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Ilmu Sosial. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia. Dapat dihubungi lewat nomor HP 082 322 678 579 atau e-mail : constantinus99@gmail.com atau FB : Si Jurai Constantinus.